Sunday, August 30, 2015

Sekilas update dari Sherls

Helo para pembaca, apa kabar?

Rumah baru Sherls akhirnya layak dihuni. Pindah rumah ketika mempunyai pekerjaan baru benar-benar merupakan sebuah tantangan. Apalagi ketika pekerjaan ini adalah pekerjaan kontrakan yang Sherls harap bisa mendapat tawaran full time. Sherls masih kesulitan mengatur jadwal Sherls dengan pekerjaan yang menantang ini. Ketika Sherls berpikir Sherls bisa pulang awal untuk menulis kelanjutan novel trilogi Sherls, pekerjaan malah menumpuk sampai harus dibawa pulang. Namun pada akhirnya Sherls bisa menyelesaikan kelanjutan Tak Tersangkal - Kebenaran.

Tak Tersangkal - Kebenaran-Chapter 5

Viscountess Eirena membuka pintu sebuah ruangan yang satu-satunya kuncinya dipegang olehnya. Ia memasuki ruangan tersebut dan kembali mengunci pintunya rapat-rapat. Dengan hati-hati, ia meletakkan lilin di satu-satunya meja di ruangan tersebut. Selain meja hanya ada satu kursi di ruangan itu. Hanya itulah satu-satunya perabotan di dalam. Selebihnya, hanya pajangan yang ia pesan khusus untuk memajang barang-barang peninggalan Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh.

Sunday, August 2, 2015

Chapter terbaru Tak Tersangkal telah dipublikasi

Helo para pembaca,

Sherls masih dalam proses menyelesaikan proses pindah rumah. Semua perabotan telah dipasang di tempatnya. Kardus-kardus juga hampir semuanya dibongkar. Proses ini selesai lebih cepat dari yang Sherls perkiaran tetapi lebih lambat dari proses pindah rumah Sherls terakhir kali (masa itu Sherls tidak punya banyak perabotan dan Sherls tidak punya pekerjaan). Sekarang yang masih tersisa adalah pojok kerajinan tangan Sherls. 3-4 jam lagi dan apartement baru Sherls siap ditunjukkan pada orang lain. ;)

Tak Tersangkal - Kebenaran-Chapter 4

“Duduklah,” Fillipe mempersilakan tamunya.

“Tak perlu berbasa-basi. Katakan apa yang perlu aku ketahui.”

Thursday, July 9, 2015

Tak Tersangkal - Kebenaran-Chapter 3

“Selamat datang,” sambut Fillipe hangat, “Aku tidak menduga kau mau datang.”

“Aku juga tidak menduga aku akan datang,” Keegan menjawab dingin. Bila bukan karena kecerewetan para penasehat dan bawahannya, ia tidak akan datang.