Sunday, August 30, 2015

Tak Tersangkal - Kebenaran-Chapter 5

Viscountess Eirena membuka pintu sebuah ruangan yang satu-satunya kuncinya dipegang olehnya. Ia memasuki ruangan tersebut dan kembali mengunci pintunya rapat-rapat. Dengan hati-hati, ia meletakkan lilin di satu-satunya meja di ruangan tersebut. Selain meja hanya ada satu kursi di ruangan itu. Hanya itulah satu-satunya perabotan di dalam. Selebihnya, hanya pajangan yang ia pesan khusus untuk memajang barang-barang peninggalan Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh.

Mata Viscountess Eirena menyapu perlahan isi kamar istimewanya. Dua gaun Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh yang berhasil ia temukan terpajang di sisi tembok di seberang pintu yang terlindungi dari sinar matahari. Satu adalah gaun yang ia kenakan dalam pernikahan sialnya. Satu adalah gaun yang ia kenakan terakhir kali ia melihat gadis muda itu.

Di sisi barat sebuah kotak kaca berdiri di atas tiang penyangganya yang kokoh. Di dalamnya berjajar rapi perhiasan-perhiasan dan hiasan rambut yang pernah dikenakan Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh. Di sisi lain, terpajang lukisan Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh, satu-satunya lukisan sang Ratu yang ada di Ratsurk. Di tengah ruangan, juga di dalam kotak kaca, berbaring tenang buku harian Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh. Hanya ini isi ruangan luas ini namun nilai barang-barang ini melebihi seluruh harga yang Viscountess Eirena miliki.

Terima kasih pada orang-orang tamak yang memahami nilai barang-barang mewah seorang bangsawan itu. Berkat mereka, ia bisa mendapatkan barang-barang berharga yang tak ternilai ini. Namun usaha besar masih dibutuhkan untuk mengumpulkan kembali barang-barang yang entah tersebar ke mana itu.

Setiap barang-barang yang berada di sini penuh akan kenangan Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh.

Satu-satunya lukisan di dinding adalah satu-satunya sosok Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh yang masih ada di Ratsurk. Sepasang gaun dan perhiasan-perhiasan yang terpajang aman di sini adalah perwakilan selera Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh. Dan, buku yang berbaring tenang di dalam kotak kaca di tengah ruangan adalah satu-satunya perwujudan jiwa Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh.

Viscountess mengambil buku di tengah ruangan dan duduk di kusi.

Selamat Tahun Baru!! Kalimat pertama yang ditulis dengan rapi oleh Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh di buku hariannya. Dan senang berjumpa denganmu. Dalam setahun ini kita akan menjadi teman baik. Itulah yang kemudian terjadi. Bukan hanya setahun namun lebih dari dua tahun lamanya buku ini menjadi satu-satunya teman Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh dan satu-satunya tempat mencurahkan isi hati.


Pagi ini Ulrich juga datang untuk mengucapkan ‘Selamat Tahun Baru’nya yang pertama padaku. Aku juga memberikannya ucapan pertamaku. Kemudian, seperti tahun-tahun yang lalu, bersama-sama kami pergi ke Gereja untuk mengikuti misa pertama di awal tahun yang baru. Tentu saja Fillipe tidak senang melihatku pergi bersama Ulrich. Namun siapa yang peduli padanya. Ia sudah mempunyai Claire dan aku hanya mempunyai Ulrich.

Reaksi Fillipe ketika aku tidak memberinya ucapan pertama ‘Selamat Tahun Baru’ku benar-benar lucu. Andaikan kau bisa melihatnya, kau pasti juga tidak akan berhenti menertawakannya. Claire saja sampai kehilangan kata-katanya dan Mama memarahinya. “Kau sudah menikah, jangan tetap saja suka berebut Vania dengan Ulrich,” kata Mama. Fillipe benar-benar seperti anak kecil yang merengek karena permennya direbut!

Ini adalah tahun baru pertama Claire bersama kami namun aku yakin ia tidak memerlukan waktu setahun untuk mengetahui sosok Fillipe Roxburgh yang sebenarnya. Claire adalah kakak ipar yang baik. Ia benar-benar sosok kakak perempuan yang selalu aku inginkan. Fillipe beruntung bisa menikahi seorang wanita yang anggun dan mempesona seperti Claire. Tentu saja aku juga beruntung bisa mempunyai seorang kekasih yang pengertian seperti Ulrich Beckinsale.

Papa Mama sudah menegaskan kami boleh menikah bila Ulrich sudah mempunyai tanah kekuasaannya sendiri. Marquiss berkata ia akan mewariskan hartanya pada Ulrich bila ia sudah mencapai 26 tahun. Tahun ini Ulrich akan genap berusia 17 tahun. Itu artinya masih ada 9 tahun sebelum kami diperbolehkan menikah.

Aku tidak sabar menantikan hari itu. Aku ingin segera mengenakan gaun pengantin yang indah dan mengingat janji suci di hadapan Tuhan Yesus.



Viscountess berhenti.

Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh tidak perlu menanti selama sembilan tahun. Hari pernikahan yang ia harapkan itu tiba dalam tahun yang sama. Akan tetapi, Viscountess menatap lukisan di dinding, bukan dengan kekasih yang cintai.

Viscountess kembali melanjutkan bacaannya.


Sungguh menyenangkan sekali berdandan sebagai seorang pria. Tidak seorang pun mengenaliku bahkan penjaga gerbang Istana tidak tahu ia telah membiarkanku pergi tanpa pengawal. Tentu saja Ulrich juga memperlakukanku sebagai seorang pria.

Aku gembira ia tidak mengalah ketika aku ingin berlomba berkuda dengannya. Aku mengeluarkan seluruh kemampuanku demikian pula Ulrich. Aku tahu kemampuan berkudaku sudah meningkat dari terakhir kali kami berlomba. Tetapi sayangnya, aku masih kalah dari Ulrich. Aku harus meningkatkan kemahiranku mengendalikan kuda sebelum lomba kami yang berikutnya!

Papa marah besar ketika ia tahu aku pergi tanpa pengawalan seorang prajurit. Aku tidak ingin kabur dari Istana seperti ini tetapi aku tahu Papa pasti tidak mengijinkanku pergi sendirian bersama Ulrich. Pergi bersama Ulrich diiringi para pengawal bukanlah hal yang menyenangkan. Fillipe selalu bisa membuat mereka mewakilinya mengawasi setiap tingkah lakuku. Sebagai hukumanku, Papa melarangku meninggalkan Istana untuk seminggu mendatang.

Sungguh menyebalkan! Besok aku ingin berjalan-jalan ke Garagriel bersama Ulrich. Aku harus membujuk Papa!



Tiada saat yang lebih menyenangkan dibandingkan membaca segala kenakalan seorang gadis remaja.

Dibandingkan berada di dalam ruangan yang sama dengan orang-orang yang membuatnya muak, Viscountess lebih suka duduk di dalam ruangan ini dan membaca kisan-kisah ceria sang Ratu.

Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh adalah seorang gadis periang yang lincah. Tiada hari ia lewatkan tanpa tawanya yang membawa keceriaan di La Carphatia. Tawa riangnya membawa musim semi di Istana Asheara sepanjang tahun. Tingkah lakunya yang lincah menghidupkan suasana Istana Asheara. Itulah yang suasana Istana Asheara semenjak Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh lahir hingga datangnya lamaran yang membawa kiamat itu.

Cukup hanya satu lembar kertas lamaran untuk menghancurkan hidup seorang gadis muda dan mematikan sinar kehidupan Asheara.

Lamaran ini berawal dari keputusan seorang Raja muda untuk menikah.

Raja Keegan Neidhardt adalah seorang pria yang menarik. Matanya kelabunya yang dalam mampu menyedot perhatian setiap wanita. Bentuk dagunya yang tegas menggetarkan hati tiap wanita. Lekukan wajahnya yang tegas membuat tiap orang terpesona. Ia adalah seorang pria yang ketampanannya diakui tiap orang, tua muda maupun pria wanita. Selain itu, ia juga memiliki bentuk tubuh yang tegap besar. Pendek kata, Ratsurk mengakuinya sebagai pria tertampan di dunia. Begitu tampannya ia sehingga mereka yang pernah dibuatnya patah hati, tidak dapat berhenti mencintainya.

Beruntunglah mereka yang terpikat padanya. Keegan Neidhardt bukan seorang pertapa. Ia adalah seorang pria yang mengerti benar akan pesonanya.

Semenjak ia masih kecil, Keegan tahu bagaimana menggunakan keunggulannya untuk mendapatkan keinginannya. Ia tahu persis pesonanya adalah sesuatu yang tidak bisa ditolak para wanita bahkan mereka yang sudah berkeluarga. Tiada yang tak terpikat padanya dengan semua yang ia miliki.

Tak terhitung berapa banyak wanita yang tergila-gila padanya dan berapa banyak wanita yang pernah ia campakkan. Tetapi para wanita itu tidak pernah berhenti mengejar cintanya.

Cinta Keegan Neidhardt adalah sesuatu barang berharga yang selalu diperebutkan tiap gadis di Ratsurk juga di luar kerajaan. Viscountess percaya sekalipun Keegan Neidhardt bukan seorang raja, ia tetap akan menjadi perebutan wanita-wanita tidak tahu malu itu. Karena itu ketika pada suatu hari Raja Keegan memutuskan untuk menikah, persaingan di antara para wanita bertambah tajam. Setiap wanita berlomba-lomba mempercantik diri.

Saat itu untung besar datang pada setiap penjahit Ratsurk juga para penjual permata. Di setiap pusat kota, terlihat para wanita keluarga berada saling berebut gaun-gaun model terbaru. Di setiap sisi jalan terlihat para wanita saling bersaing mempercantik diri.

Keputusan Raja Keegan juga membawa kesempatan emas bagi setiap keluarga kaya Ratsurk untuk menjalin hubungan keluarga dengan keluarga Kerajaan Ratsurk. Para bangsawan dan para saudagar kaya berebutan memperkenalkan putri mereka pada sang Raja. Para pembantu Raja juga tidak mau ketinggalan. Mereka saling berebut memperkenalkan gadis yang mereka anggap cocok untuk menjadi Ratu Ratsurk. Tidak seorang pun melewatkan kesempatan emas itu. Baik untuk menjalin hubungan keluarga dengan Neidhardt maupun untuk meningkatkan kedudukan mereka di mata Raja Keegan Neidhardt.

Salah seorang di antara mereka adalah Duke of Qarrian. Di antara para penasehat terdekat Raja Keegan, ia adalah pria yang berambisi paling tinggi. Ia tidak ingin hanya menjadi satu di antara empat penasehat terdekat Raja Ratsurk. Ia ingin menjadi Grand Duke!

Ketika mendengar keputusan Raja Keegan, Duke Mathias percaya kesempatannya tiba. Bila ia berhasil mengajukan Ratu Ratsurk maka tidak mungkin Raja Keegan akan mengangkatnya menjadi Grand Duke, menggantikan Duke of Xelleariem yang sudah menjadi Grand Duke selama beberapa generasi.

“Putri Vania benar-benar seorang gadis yang menyenangkan,” ujar Duchess Qarrian yang baru kembali dari pesta di La Carphatia. “Aku tidak pernah bertemu seorang gadis yang lebih menarik dari Putri Vania Yvonne Roxburgh. Ia adalah gadis yang pandai. Setiap orang suka berbicara dengannya. Rasanya tidak ada yang tidak ia ketahui.”

Duke Mathias tertarik mendengar cerita itu. “Katakan lebih banyak tentang Putri itu.”

Dengan senang hati Duchess melanjutkan, “Putri Vania adalah gadis cantik yang manis. Aku yakin beberapa tahun lagi ia akan menjadi seorang gadis yang mempesona. Ia berbeda dengan gadis-gadis seusianya dalam banyak hal. Ia masih muda namun pengetahuannya luas. Kudengar, ketika ia masih tiga tahun, ia sudah bisa membaca dan menulis. Ketika ia berusia sembilan tahun, ia sudah bisa berbicara beberapa bahasa. Ia benar-benar seorang gadis yang cerdas. Aku tidak pernah menemukan seorang gadis yang sedemikian menarik seperti dia. Kulihat setiap orang di pesta suka berbicara dengannya. Raja dan Ratu La Carphatia sangat bangga akan putrinya.”

Cerita singkat tersebut sudah lebih dari cukup untuk Duke Mathias memutuskan gadis mana yang akan ia ajukan.

“Dialah gadis itu!” seru Duke Mathias, “Dialah gadis yang akan menjadi Ratu Ratsurk.”

“Kau akan mengajukannya pada Yang Mulia Paduka Raja?” tanya Duchess Qarrian terperanjat.

“Tidak ada gadis yang lebih pantas menjadi Ratu Ratsurk selain Putri Vania Yvonne Roxburgh.”

“Putri Vania sudah mempunyai kekasih! Raja dan Ratu La Carphatia merestui hubungan mereka. Pernikahannya dan Ulrich Beckinsale juga sudah direncanakan.”

“Omong kosong!” sahut Duke, “Putri Vania pasti lebih suka menjadi seorang Ratu daripada menjadi istri seorang pria tak ternama.”

“Ulrich Beckinsale adalah putra seorang bangsawan.”

“Apa gunanya menjadi istri seorang bangsawan ketika kau bisa menjadi seorang Ratu?” Duke Mathias tidak mau kalah, “Bila Putri Vania sepandai yang kaukatakan, ia pasti tahu mana yang lebih menguntungkannya.” Dan Duke tidak bersedia mendengar protes istrinya lebih panjang lagi. Ia sudah tahu gadis itu adalah gadis yang cocok menjadi Ratu Ratsurk ketika istrinya bercerita. Ia semakin mantap akan keputusannya ketika ia berhasil mendapatkan lukisan gadis itu untuk ditunjukkan pada Yang Mulia Paduka Raja Keegan Neidhardt.

Gadis dalam lukisan tersebut nampak masih belasan tahun namun aura kedewasaannya terasa kental di sekelilingnya. Rambut panjangnya yang hitam legam memberi nuansa misteri di sekitar wajah cantiknya. Mata hijaunya yang bersinar ceria menyegarkan hati mereka yang memandangnya. Dengan senyuman manisnya yang memikat, tiada mata yang dapat melepaskan diri dari gadis dalam lukisan tersebut.

Raja Keegan Neidhardt terpaku pada gadis dalam lukisan tersebut di detik pertama ia melihatnya. Ia tidak pernah melihat gadis yang sedemikian menariknya. Seluruh yang ada dalam dirinya tampak saling bertentangan. Senyumanya yang mempesona, mata hijau gelapnya yang dalam, keceriaan wajah cantiknya dan rambut hitam gelapnya yang penuh misteri. Keegan begitu terpersona pada gadis dalam lukisan itu sehingga tanpa berpikir panjang, ia memutuskan, “Inilah gadis yang akan menjadi Ratu Ratsurk.”

Duke Mathias bangga mendengar keputusan itu. Hatinya berbunga-bunga menantikan pengangkatan dirinya menjadi Grand Duke.

Sebaliknya, keputusan itu membawa kekecewaan yang mendalam pada mereka yang gagal. Mereka yang tidak pernah mendengar nama sang Putri kerajaan tetangga, meremehkan pilihan sang Duke Qarrian. Mereka yang pernah mendengar tentang sang Putri, iri. Tidak ada yang menyukai keputusan tersebut. Mereka tidak dapat menerima kenyataan Raja Keegan Neidhardt mereka yang tampan akan menikahi seorang gadis asing.

Saat itu bisa Viscountess Eirena pastikan hanya Duke Qarrian satu-satunya orang yang gembira akan keputusan tersebut.

“Untuk apa kau datang?” sambut Viscountess Eirena, “Sudah kukatakan aku tidak tahu gadis mana yang pantas untuk pria tidak setia itu.”

“Aku tidak datang untuk itu,” Duke Francis memberitahu, “Aku ingin memberitahumu Paduka sudah memutuskan.”

“Benarkah?” tanya Duchess tak tertarik.

“Beliau akan menikahi Putri Vania Yvonne Roxburgh dari La Carphatia.”

“Baguslah,” lagi-lagi Viscountess memberikan komentar dinginnya.

“Apakah kau pernah mendengar sang Putri Vania Yvonne Roxburgh?” tanya Duke Francis.

“Tidak,” Viscountess menjawab singkat, “Namun aku yakin ia tidak berbeda dengan gadis-gadis lain yang tidak tahu malu.” Itulah yang Viscountess Eirena yakini saat itu. Pendapatnya itu semakin kuat ketika Putri Vania Yvonne Roxburgh muncul di misa pernikahannya dengan kepala terangkat tinggi dan dada terbusung penuh keangkuhan.

“Benar-benar tipe gadis manja yang angkuh,” komentarnya melihat wajah dingin gadis itu selama misa pernikahannya. Pendapatnya semakin kuat ketika selama beberapa hari berikutnya ia mendengar sang Putri tidak bersedia meninggalkan kamarnya bahkan demi kewajibannya sebagai seorang Ratu.

Dalam hari-hari itu, berbagai alasan digunakan sang Ratu baru untuk berdiam diri di kamar barunya. Raja Keegan Neidhardt adalah orang yang paling panik ketika sang Ratu menolak keluar kamar. Ia mengkhawatirkan kondisi istrinya. Ia khawatir Putri Vania tidak dapat beradaptasi pada cuaca Ratsurk yang jauh lebih dingin dari La Carphatia. Hampir setiap hari ia memanggil dokter untuk memeriksa sang Putri. Dan hampir setiap saat ia meluangkan waktu untuk menjenguk istrinya.

Seminggu tepatnya setelah sang Ratu berulah dengan keegoisannya, ia mau meninggalkan kamarnya.

Tak dibutuhkan waktu lama bagi sang Ratu untuk dapat diterima oleh lingkungan barunya. Para penghuni Istana menyukai sikap bersahabatnya. Para pembantu Keegan menyukai kecerdasannya. Para wanita menyukai keramahannya. Dan para tamu kerajaan memujinya.

Dalam masa-masa itu, sang Ratu belia menjadi bintang yang bersinar paling terang di Ratsurk. Tidak dibutuhkan waktu lebih dari sehari untuk membuat apapun yang dikenakannya populer di antara para wanita Ratsurk. Mulai dari model gaun yang dikenakannya hingga tatanan rambutnya menjadi model yang paling disukai para gadis.

Tentu saja orang yang paling bangga atas prestasi gadis itu adalah Duke of Qarrian.

Sayangnya, kebanggaan sang Duke tidak diimbangi oleh sang Ratu. Dibandingkan menghormati Duke Mathias, Ratu menyebarkan perang dingin di antara mereka. Sekecil apa pun kesempatan, sang Ratu tidak akan melepaskannya untuk menyindir Duke Mathias.

“Itu bukti kesombongan seorang gadis ingusan,” komentar Viscountess ketika mendengar perang dingin sepihak yang ditebarkan Ratu Vania pada pria yang berjasa atas pernikahannya.

Ketika Ratsurk mulai menyanjung Ratu baru mereka, Viscountess Eirena masih memandang rendah gadis itu. Pandangannya tersebut berubah ketika pada suatu kesempatan Viscountess bertatap muka dengan Ratu Vania.

Seperti pertama kali ia melihat sang Ratu, Viscountess Eirena melihat sang Ratu berjalan dengan kepala tegak penuh keangkuhan di antara para tamu pesta. Seulas senyum tipis menghiasi wajah dinginnya. Matanya menatap lurus tanpa kehangatan. “Ini adalah Viscountess of Utira,” Grand Duke memperkenalkan.

“Sungguh sebuah kehormatan bisa bertemu Anda, Viscountess,” Ratu Vania menyapa, “Saya telah banyak mendengar tentang Anda.”

“Saya juga telah banyak mendengar tentang Anda, Paduka Ratu.”

“Tampaknya kita sudah saling mendengar sebelum bertemu. Anda benar-benar seperti yang saya dengar. Anggun dan berwibawa.”

“Anda juga tidak berbeda dari yang saya dengar. Gadis ingusan yang sombong,” Viscountess yang memang sudah terkenal akan mulut tajamnya dan keberaniannya, melontarkan begitu saja komentarnya.

Grand Duke terperanjat. Ia sudah sering mendengar komentar pedas sang Viscountess Utira namun…

“Karena itulah gadis ingusan ini perlu belajar banyak dari Anda yang lebih berusia,” Ratu Vania tersenyum, “Bukankah demikian, Viscountess of Utira?”

Viscountess Eirena terperanjat.

Grand Duke juga terperanjat mendengar jawaban itu.

Banyak yang tidak menyukai mulut pedas Viscountess Utira namun hanya sedikit yang berani membalas langsung sindiran sang Viscountess yang keras kepala ini.

“Ternyata otak Anda cukup lancar.”

“Setidaknya belum berkarat dengan bertambahnya usia.”

“Apakah Anda sedang menyindir saya, Paduka Ratu?”

“Apakah aku pernah menyebutkannya, Grand Duke?” Vania berpaling pada Grand Duke Wilme.

Grand Duke Wilme terlalu terkejut oleh balasan-balasan cerdas Ratu Vania untuk menjawab pertanyaan itu. Ia lebih terkejut lagi ketika Viscountess Eirena tertawa.

“Rupanya Anda juga berlidah tajam.”

“Belum setajam lidah Anda yang sudah terasah lebih lama.”

Viscountess tertegun. Tidak banyak orang yang berani membalasnya dengan langsung. Tidak banyak pula orang yang berani menyindirnya di depannya. Pada umumnya, mereka hanya bersungut mendengar komentar-komentar tegasnya dan mengunjingkannya di belakangnya. “Aku menyukaimu,” katanya kemudian.

Grand Duke Wilme semakin terkejut. Tidak banyak orang yang disukai Viscountess Eirena bahkan putranya sendiri. Orang yang disukai Viscountess dalam pertemuan pertama lebih sedikit lagi bahkan bisa dipastikan tidak lebih dari lima orang. Semakin sering mereka bertemu, semakin Viscountess Eirena menyukainya. Semakin sering mereka berbicara, semakin Viscountess merasa Putri Vania Yvonne Roxburgh dilahirkan untuk menjadi seorang Ratu.

Ratu Vania memang masih belia namun ia tidak kalah bila dibandingkan wanita-wanita yang jauh lebih tua darinya. Di balik sikap periang dan lincahnya yang menggambarkan hatinya yang masih belum matang, ia memiliki kebijaksanaan seorang tetua. Di balik ucapannya yang apa adanya, ia memiliki otak yang selancar para cendekiawan. Selain itu, Ratu yang belum genap empat belas tahun ketika ia dinikahkan itu, pandai membawa diri. Ia bisa menyesuaikan diri dengan baik di kalangan rakyat biasa. Ia juga bisa membawa dirinya dengan anggun di kalangan bangsawan. Karenanya tak heran banyak yang menyukainya.

Mata Raja Keegan Neidhardt tidak perlu diragukan.

Ratu Vania baru berada di Ratsurk selama seminggu namun ia sudah disukai banyak orang. Penduduk Ratsurk bukanlah orang yang dengan mudah menerima orang asing menjadi bagian dari keluarga kerajaan mereka. Namun gadis itu dengan pesonanya membuat rakyat memujanya. Tidak sedikit pula orang yang memuji istri Raja Keegan Neidhardt baik karena kecantikannya maupun karena kecerdasannya.

Sayangnya, hal itu tidak berlangsung lama. Sebulan setelah Ratu Vania memasuki Istana Zellis, ia menghilang.

Ratsurk dilanda kepanikan dan La Carphatia khawatir.

Beberapa hari setelah pencarian yang tidak berbuah, datanglah sebuah surat ancaman.

Ratu Vania Yvonne Roxburgh of Ratsurk, ada di tanganku. Saat ini ia baik-baik saja tetapi aku tidak bisa menjamin keselamatannya. Nyawanya tergantung padamu. Bila kau ingin ia pulang dengan selamat, serahkan dua pertiga kerajaanmu padaku dan semua kekayaanmu.


Ulrich Beckinsale


Bersama datangnya ancaman pendek itu, menyebarlah sebuah desas desus. Ulrich Beckinsale adalah kekasih Ratu Vania Yvonne Roxburgh! Situasi bertambah parah dengan beredarnya kabar keakraban keduanya dari La Carphatia.

Kepanikan, akhirnya, berubah menjadi kemurkaan dalam waktu singkat.

Kedua pimpinan kerajaan itu murka atas aib yang dicoreng sang Ratu belia. Raja Keegan menggerakkan seluruh pasukannya untuk menemukan istrinya. Raja Paulo Roxburgh, ayahanda sang Ratu muda, juga tidak mau kalah. Ia menggerakkan seisi kerajaannya untuk menemukan pasangan terlarang itu.

Tak lebih dari seminggu setelah ancaman itu tiba, pasukan gabungan dua kerajaan berhasil menemukan tempat persembunyian Ulrich Beckinsale dan Ratu Vania, Dowonna.

Ratu Vania berhasil diselamatkan. Ulrich Beckinsale ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara di Ratsurk. Itulah akhir dari drama penculikan sang Ratu namun itu juga merupakan awal dari perjalanan baru sang Ratu menuju kematiannya.

Begitu mengetahui putrinya telah ditemukan, Raja Paulo Roxburgh datang ke La Carphatia. Kedatangan keluarga Roxburgh ke Ratsurk bukanlah untuk mensyukuri berhasilnya penyelamatan sang Ratu. Raja dan Ratu Ratsurk datang untuk menghakimi Ratu Vania. Sikap mereka ditambah perubahan sikap Raja Keegan menambah genderang suara-suara miring yang sudah beredar sebelum sang Ratu ditemukan.

Hanya dalam waktu singkat gadis yang pernah diagung-agungkan dunia itu menjadi seorang wanita hina yang tak pantas dipandang dunia.

Kata-kata pujian menjadi kata-kata menghina yang menyakitkan hati. Setiap model yang meniru sang Ratu menjadi model terlarang. Mereka yang dulu selalu mengekor Ratu, menjauhinya seperti ia adalah seorang penyakitan berbahaya dan menular. Setiap orang membencinya. Bahkan para pelacur laknat pun tidak mau disetarakan dengan sang Ratu. Ia yang pernah menjadi bintang terindah Ratsurk kini menjadi sampah yang lebih busuk dari sampah masyarakat.

Saat itu, Viscountess Eirena percaya, bila penduduk Ratsurk diminta memilih antara memaafkan Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh atau memaafkan seorang pembunuh sadis yang brutal, setiap orang pasti akan memilih memaafkan sang pembunuh sadis yang brutal. Mengapa? Mudah saja karena Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh adalah orang yang berdosa – lebih berdosa dari seorang pembunuh keji!

Tidak ada yang mau menerima sang Ratu bahkan keluarganya sendiri apalagi suami yang dikhianatinya.

Posisinya saat itu sama sekali tidak membuat sang Ratu patah semangat. Ia masih tetap muncul menjalankan kewajibannya sebagai seorang Ratu. Tanpa memedulikan cemohan yang dilemparkan padanya, sang Ratu tetap menegakkan kepala dengan anggun. Tanpa mempedulikan wajah-wajah jijik yang ditunjukkan padanya, sang Ratu tetap memberikan senyuman lembutnya. Tanpa mempedulikan sikap suaminya yang dengan sengaja melupakan keberadaannya, sang Ratu tetap hadir di sisinya.

Sikap sang Ratu, tentu saja, menyerang balik pada sang Ratu. Kini setiap orang memberinya gelar baru: wanita tidak tahu malu!

“Apakah Anda datang untuk memarahi saya, Viscountess?” tanya Ratu ketika mereka bertemu untuk pertama kalinya setelah peristiwa Dowonna itu.

“Tidak. Saya tidak datang untuk menghakimi Anda. Anda sudah mendapatkan hukuman atas perbuatan Anda.”

“Benar,” gadis itu mengakui. “Aku sadar aku sudah milik orang lain namun aku masih pergi menemuinya seorang diri. Ulrich adalah teman sepermainanku. Kami tumbuh bersama dan bermain bersama. Ketika Fillipe sibuk hanya dialah yang bersedia menemaniku. Selain Fillipe, hanya dia yang mau mendengar semua keegoisanku. Aku mencintainya. Bagiku ia lebih dari teman sepermainan. Ia adalah teman baikku, kakakku, dan juga pelindungku.”

Viscountess melihat sepasang mata cerah gadis itu sudah memudar. “Saya tidak akan menyalahkan Anda,” kemudian Viscountess membuat pengakuan, “Saya bisa mengerti mengapa Anda bisa jatuh cinta pada Ulrich Beckinsale. Dibandingkan pria yang jauh lebih tua, pemuda yang seusia lebih menarik.”

Vania melihat Viscountess.

“Saya juga dipaksa orang tua saya menikahi orang yang jauh lebih tua dari saya.”

“Keegan hanya tiga belas tahun lebih tua dariku.”

“Dia lebih pantas menjadi paman Anda daripada suami Anda!” sahut Viscountess tidak senang.

Vania hanya diam – sebuah reaksi yang membuat Viscountess tertegun. Viscountess Eirena tahu Ratu Vania bukan orang yang akan diam saja ketika dihina.

“Mengapa Anda tidak berkomentar?”

“Apa gunanya?” tanya Vania, “Di awal Ratsurk tidak menerimaku. Sekarang mereka juga tidak punya alasan untuk mendengarku.”

Viscountess terperanjat. “Anda tahu?”

“Ratsurk adalah sebuah kerajaan yang berharga diri tinggi,” kata Vania dengan mata menerawang, “Mereka bukan orang yang mudah menerima orang asing sebagai pimpinan mereka. Ketika orang asing itu menyinari dunia, barulah mereka bangga padanya. Namun itu tidak berarti mereka menerimanya.”

Itulah penduduk Ratsurk, Viscountess sependapat. Ini pulalah yang sering membuatnya tidak menyukai Ratsurk. “Anda tidak perlu bersedih. Saya yakin keadaan akan membaik.”

Itulah yang dikatakan Viscountess saat itu. Namun keadaan tidak pernah membaik. Sebaliknya, keadaan terus memburuk.

Raja semakin menyingkirkan Ratu dari pergaulan sosial. Ia bukan saja menyingkirkan sang Ratu ke sudut Istana Zellis yang terpencil, tetapi juga mengabaikan keberadaannya. Tanpa mempedulikan keberadaan sang istri, ia bermesraan dengan wanita lain. Satu demi satu wanita kembali masuk keluar kehidupannya namun ia sudah tidak memiliki tempat untuk istri sahnya bahkan di matanya.

Seperti sang Raja, penduduk Ratsurk semakin mengucilkan Ratu bahkan para pelayan terendah Istana pun enggan melayaninya.

Viscountess begitu ingin menemani sang Ratu, mendengar keluh kesahnya dan berbagi cerita. Akan tetapi kondisi kesehatannya tidak memberinya kesempatan itu.

Suatu ketika, ketika sakitnya parah, Ratu Vania mengunjunginya.

Ratu Vania berjalan anggun dengan kepala terangkat di bawah sinar mata jijik pelayan-pelayannya.

“Bagaimana keadaan Anda?” tanya sang Ratu dengan senyum lembutnya.

Dari kejauhan Ratu masih tetap nampak manis dan cantik namun ketika gadis itu sudah berada di sisinya, barulah Viscountess melihat perubahannya.

Gaunnya yang sudah ketinggalan model, nampak kebesaran di tubuhnya yang kurus dan tak terawat. Rambut hitam panjangnya dibiarkan tergerai panjang tanpa tatanan rambut terbaru. Wajahnya pucat. Sepasang matanya yang pernah bersinar nampak kelam.

Saat itulah Viscountess menyadari Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh sudah tiada. Gadis yang ada di hadapannya ini hanyalah seorang gadis yang membawa topeng seorang Ratu.

Itu adalah pertemuan terakhirnya dengan sang Ratu. Dan, mungkin, saat terakhir sang Ratu meninggalkan Istana sebelum Raja Keegan melarangnya meninggalkan Istana dan dunia melupakan keberadaannya.

Tiga tahun berlalu sudah dari pertemuan terakhirnya dengan sang Ratu muda namun tidak satu haripun ia dapat melupakan sosok terakhir Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh, sosok seorang gadis yang hidup hanya demi nama seorang Ratu.

Bulan demi bulan berlalu sudah setelah gadis itu terkurung dalam kamar mewahnya di Zellis. Tanpa terasa dua tahun lebih sudah gadis itu menghilang dari peredaran sebelum pada akhirnya gadis itu muncul – kemunculannya yang pertama setelah dua tahun dan juga yang terakhir.

Sekarang, ketika Viscountess berpikir balik, ia sadar sejak awal hingga akhir tidak ada yang menerima Yang Mulia Paduka Ratu Vania Yvonne Roxburgh. Walaupun setiap gaun yang dikenakannya menjadi model yang paling populer, tidak berarti mereka menerimanya. Sekilas memang terlihat Ratsurk menerima sang Ratu dan mengagungkannya. Namun ketika seseorang memahami lebih jauh, mereka akan mendapati itu semua hanyalah omong kosong.

Sang Ratu menjadi panutan model terbaru bukan tanpa sebab. Mereka, para wanita Ratsurk, tidak ingin kalah dari gadis yang dipilih oleh Raja yang mereka puja. Ratsurk juga tidak mungkin mengingkari sinar seorang gadis yang diakui dunia, bukan?



17 comments:

  1. makasihhh sis, ditunggu chapter berikutnya, jgn lama2 ya sis
    selamat atas rmh barunya :), sukses selalu, aminn

    ReplyDelete
  2. Huh terharu sama pengambarannya vania. . .
    kasihan bgt deh,makin penasaran sebenernya vania msh hidup ato g,
    g rela kalo dy mati ky gitu

    ReplyDelete
  3. Ya ampun. Kejam banget sih Keegan. Aku jadi sedih membaca kisah vania :'(
    Teruskan ceritanya ya Kak Sherla. Ditunggu chapter terbarunya :)

    ReplyDelete
  4. Kakaaaakkkkkk love u love u love uuuuuu
    Aku padamu :*

    ReplyDelete
  5. 😍😍😍😍😍 ceritanya selalu dinanti.....πŸ˜„

    ReplyDelete
  6. Akhirnyaaaa... Di posting juga T.T
    jangan lama-lama kak.. aku kepikiran keegan terus T.T

    ReplyDelete
  7. Masih penasaraan sebenernya apa yv dipikirkan vania pastii

    ReplyDelete
  8. Seru bgt ceritanya. Ditunggu kelanjutannya ya

    ReplyDelete
  9. kak sherls, nggak keliatan lagi nih,, kemana aja.. kangen :D

    tak tersangkal-nya di tunggu loh..

    ReplyDelete
  10. kak, ditunggu lanjutannya lho

    ReplyDelete
  11. Bulan dpn tahun 2016 sgra berakhir dan sy masih menunggu kelanjutan cerita ini😭

    ReplyDelete
  12. Kak, kakak baik kan?
    Masih setia nunggu lho, kak.. 😁😁
    Cerita ini menghasilkan banyak "tanda tanya" di benak, kak..
    Bagaimana tepatnya Vania dianggap mati? (Berharap.. πŸ˜‚πŸ˜‚) Apakah mungkin peristiwa di cerita Gadis Misterius juga terjadi? Selamat setelah terjatuh dari tebing (?) dan mengalami amnesia.. 😊😊
    Ulrich masihkah berkeliaran? Atau mungkin sudah tertangkap kembali?
    Kak, jangan biarkan kami terus berspekulasi tanpa akhir... Saya mohon... πŸ™πŸ™πŸ™
    Semoga kakak baik di sana, dan berkenan melanjutkan kembali cerita ini.
    Walaupun mungkin akan sulit karena kami tidak tahu bagaimana tepatnya masalah yang kakak hadapi di dunia nyata yang menyebabkan cerita ini masih belum menemui titik terang... πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚
    Semangat, kak! πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ

    ReplyDelete
  13. Owallah, setelah sekian tahun aku baru cek lgi.tpi belum saja di lanjuut. Padahal aku berharap sangat malah?
    Ada apa denganmu? Ayo semangat!

    ReplyDelete
  14. buka blog ini lagi,,berharap ada lanjutannya..

    ReplyDelete
  15. Kaka apa kabar? Semogs baik-baik ya. I miss u

    ReplyDelete
  16. Kak apa kabar, aku masih menunggu lanjutan karya kakak...

    ReplyDelete