Sunday, April 22, 2007

Kelembutan dalam Baja-Chapter 11

Dugaan Kakyu tepat.

Seluruh pasukan semua masih terjaga walau saat ini sudah hampir tengah malam. Semua mengkhawatirkan Kirshcaverish yang bisa sewaktu-waktu muncul.

Tetap dengan mengendap-endap, Kakyu memasuki benteng.

Kakyu terlalu lincah untuk dilihat pasukan Kerajaan Aqnetta.

Walaupun di setiap sudut benteng, ada sejumlah pasukan, tidak seorangpun yang melihat masuknya Kakyu ke dalam benteng.

Ketika melihat Kolonel Abel berpatroli sendirian di sekitar tenda Pangeran Reinald, Kakyu memutuskan untuk menemuinya sebelum menemui Jenderal Decker.

“Kolonel!” panggilnya.

Kolonel Abel terkejut. Ia mencari asal suara itu di sekelilingnya.

Kakyu menuju tempat yang terang di sekitar tempat itu.

“Perwira,” kata Kolonel Abel, “Ke mana saja Anda? Banyak yang terjadi di sini sejak Anda pergi.”

“Aku tahu,” kata Kakyu, “Sekarang aku ingin engkau menyiapkan semua pasukan. Kita akan menggempur Kirshcaverish malam ini juga.”

Kolonel Abel kaget. “Malam ini?”

“Cepat!” kata Kakyu lalu ia kembali bersembunyi di kegelapan.

Kolonel Abel terperangah melihat Kakyu telah menghilang. Ia sadar ini bukan saatnya ia terpesona. Walaupun tidak mengerti, ia tetap melaksanakan perintah singkat Kakyu.

Kakyu menyelinap ke dalam tenda Jenderal Decker sambil memanggil Jenderal itu.

Jenderal Decker terlonjak kaget melihat Kakyu tiba-tiba muncul.

“Ada apa, Kakyu?”

“Kita harus menyerang mereka malam ini juga.”

“Malam ini?” tanya Jenderal Decker, “Kami belum menyiapkan strategi perang apapun.”

“Saya kira itu tidak perlu, Jenderal.”

“Apa maksudmu, Kakyu?”

“Kirshcaverish dalam keadaan kacau saat ini dan saya rasa kita tidak akan kesulitan menghadapi mereka yang sedang sibuk.”

“Apa yang kaulakukan pada mereka?” tanya Jenderal Decker ingin tahu, “Yang pasti engkau membuat mereka kewalahan bukan?”

Kakyu tersenyum. “Siapkan pasukan saat ini juga, Jenderal. Saya menunggu Anda di sana. Dan jangan lupa untuk memperhatikan setiap langkah pasukan.”

Seperti yang dilakukannya pada Kolonel Abel, Kakyu segera meninggalkan Jenderal Decker sebelum Jenderal Decker sempat bertanya apa-apa.

Sekarang yang perlu dilakukan Kakyu adalah menemui Adna yang menyamar sebagai Pangeran Reinald.

Tidak mungkin tidak ada yang terkejut melihat Kakyu yang tiba-tiba muncul dengan pakaian hitam.

“Adna,” kata Kakyu, “Perintahkan setiap Jenderal untuk mengatur pasukan saat ini juga.”

Adna terkejut mendengarnya. “Apa yang terjadi, Kakyu? Engkau tahu di mana Pangeran?”

“Pangeran aman,” kata Kakyu, “Dengan kekuasaanmu saat ini, engkau harus memerintahkan penyerbuan ke Hutan Naullie saat ini juga. Pangeran ingin engkau tetap menjaga rahasia di antara kalian hingga ia sendiri yang memutuskan kapan untuk membenarkan kekeliruan ini.”

Adna yang sudah cemas sejak Pangeran Reinald menghilang, segera berkata, “Aku mengerti.”

Kakyu merasa ia tidak perlu memberitahu banyak orang dengan rencananya.

Tiga orang itu pasti dapat menyiapkan pasukan secepat mungkin.

Sambil menunggu pasukan Kerajaan Aqnetta tiba di markas Kirshcaverish, Kakyu harus mengacaukan markas itu.

Seperti janjinya kepada Pangeran Reinald, Kakyu segera muncul di tempat itu.

Pangeran Reinald tampak sangat jengkel ketika melihat Kakyu muncul dari antara kegelapan malam.

“Engkau benar-benar gadis yang menyebalkan, Kakyu,” kata Pangeran begitu melihat Kakyu.

Dengan tenang, Kakyu menanggapi, “Anda terlalu ceroboh untuk saya biarkan mengacaukan mereka sendirian.”

“Engkau sudah memberitahu mereka?”

Kakyu mengangguk.

Tanpa banyak berbicara lagi, Kakyu mengeluarkan busurnya.

Pangeran Reinald bertindak cepat. Ia segera mengambil alih busur dan anak panahnya itu sambil berkata, “Biar aku.”

Kakyu membiarkan Pangeran Reinald melakukannya.

Hanya itu yang dapat dilakukan untuk mencegah Pangeran Reinald bertindak lebih jauh.

Terlalu bahaya membiarkan Pangeran yang tidak sabar itu menyerbu markas Kirshcaverish. Bisa-bisa yang terjadi bukan mereka yang berhasil mengacaukan Kirshcaverish malah Kirshcaverish yang berhasil mengacaukan mereka.

Selagi Pangeran Reinald mengacaukan Kirshcaverish dengan panah api, Kakyu bisa memanfaatkan keadaan itu.

Dengan menahan rasa sakitnya, Kakyu memaksa dirinya untuk melepas ikat rambutnya dan menggenakannya sebagai topeng barunya.

Pangeran Reinald terlalu sibuk dengan apa yang dilakukannya untuk memperhatikan Kakyu.

Ketika gadis itu sudah siap memasuki Kirshcaverish, Pangeran Reinald masih tidak tahu apa yang direncanakan Kakyu.

Baru ketika melihat sesuatu berwarna hitam yang hampir tidak kentara dalam kegelapan malam, menuruni lembah menuju markas Kirshcaverish, Pangeran Reinald sadar.

Siapa lagi yang dapat bergerak sedemikian cepat dan tanpa menimbulkan suara selain Kakyu yang diketahuinya sebagai gadis yang dapat bergerak cepat dan penuh perhitungan.

Cepat-cepat Pangeran Reinald mengejar Kakyu yang berjalan sangat hati-hati hingga tidak menimbulkan suara maupun gerakan apapun yang akan membuat Kirshcaverish curiga.

“Apa yang kaulakukan?” tanya Pangeran Reinald begitu berhasil menangkap lengan Kakyu.

Kakyu terkejut.

Kakyu tidak mengharapkan Pangeran Reinald tahu apa yang akan dilakukannya, tetapi rupanya ia kurang hati-hati hingga Pangeran Reinald dapat melihatnya dalam kegelapan malam.

“Melakukan apa yang ingin saya lakukan sebelum Anda mengejutkan saya,” kata Kakyu.

“Tidak!” kata Pangeran tegas, “Engkau tidak akan ke mana-mana sampai mereka datang.”

“Tidak,” Kakyu balas menentang, “Saya harus melakukannya.”

“Apa yang harus kaulakukan saat ini adalah membuat perhatian Kirshcaverish terpecah,” kata Pangeran Reinald.

“Itulah yang akan saya lakukan,” sahut Kakyu dengan ketenangannya.

Ketenangan Kakyu tidak membuat Pangeran Reinald kehilangan cara untuk menghalangi niat gadis itu, “Engkau juga harus melindungiku. Jangan lupa itu.”

Percuma saja Pangeran Reinald mencoba mencegah Kakyu yang telah memikirkan semuanya sebelum ia memutuskan untuk mengacaukan Kirshcaverish dari dalam markas mereka.

Tetap dengan ketenangannya, Kakyu berkata, “Di atas sana, Anda akan aman hingga pasukan datang.”

“Tidak!” untuk kesekian kalinya Pangeran Reinald melarang Kakyu dengan tegas.

Pangeran teringat setiap orang mengatakan padanya Kakyu seorang Perwira yang patuh. Walau diberi tugas sesulit apapun, ia tetap menerimanya dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

Pangeran Reinald memanfaatkannya, “Aku memerintahkan kepadamu untuk tetap tinggal di atas.”

Kakyu bukanlah gadis yang selalu patuh. Kakyu tahu kapan ia harus patuh dan kapan ia boleh menentang perintah yang diberikan padanya.

Sebelum Pangeran mempererat pegangan di lengannya, Kakyu melepaskan lengannya dengan cepat. Dan dengan cepat ia menghilang di balik bom asap yang dilemparkannya dan hanya meninggalkan suara menggema.

Pangeran Reinald tidak tahu Kakyu telah dilatih untuk menghadapi situasi seperti ini. Untuk segera menghilang sebelum musuh menangkapnya dan menghindari musuh melihatnya.

Itulah yang dilakukan Kakyu setelah membuat pandangan Pangeran Reinald terganggu oleh asap tebal yang seperti kabut itu.

Secepat kilat, Kakyu menyelinap di antara semak-semak tinggi dan perlahan-lahan menuruni lembah itu.

Pangeran Reinald jengkel ketika akhirnya asap itu hilang. Dan ia semakin jengkel ketika melihat Kakyu tidak berada di depannya lagi. Gadis itu telah menghilang dibalik asap putih.

Seperti tadi, tidak ada yang dapat dilakukan Pangeran selain menunggu Kakyu di atas.

Anak panah yang ada tinggal sedikit dan itu adalah panah api bukan panah biasa. Sedangkan untuk memasuki markas, Pangeran Reinald membutuhkan senjata yang cukup menahan mereka.

Pangeran Reinald bisa mengikuti Kakyu walau ia tidak bersenjata tetapi Pangeran tidak mau melakukannya. Bukan karena ia tidak berani. Ia berani bahkan ia bisa saja segera menyusul Kakyu tetapi ia tidak ingin membuat Kakyu mengkhawatirkan dirinya yang kemudian berakibat Kakyu menjadi ceroboh.

Memasuki sarang musuh memerlukan perhitungan yang tepat. Sedikit kesalahan saja bisa menimbulkan masalah tidak hanya bagi yang tertangkap tetapi juga bagi kelompok yang tertangkap.

Pangeran Reinald tidak ingin itu terjadi apalagi mengingat dirinya adalah Putra Raja Alfonso yang diharapkan kelak menggantikan Raja Alfonso.

Seandainya ia tertangkap dan Kirshcaverish tahu yang ditangkapnya adalah Putra Mahkota, Kirshcaverish akan semakin mudah mencapai tujuannya. Sedangkan kedatangan Pangeran Reinald ke sini bukan untuk itu.

Beberapa saat sebelum menyelesaikan sekolahnya di Oxford, Pangeran Reinald menerima surat dari ayahnya yang meminta ia segera pulang setelah sekolahnya selesai.

Pangeran Reinald mulanya tidak tahu ada maksud lain di balik permintaan itu.

Ketika dalam perjalanan, beberapa orang berusaha menghentikan kepulangannya. Adna yang bertugas mengawalnya selama ia tidak berada di Kerajaan Aqnetta, terus berusaha melindunginya. Mulanya mereka memang terus dapat bersama tetapi keadaan tidak dapat bertahan lama.

Karena orang-orang itu, mereka berdua terpencar dan akhirnya Pangeran Reinald tiba lebih lambat dari Adna.

Baru ketika itulah Pangeran Reinald tahu permintaan untuk segera pulang bukan hanya karena kerinduan yang telah lama terpendam tetapi juga untuk menguji hasil yang telah didapat Pangeran selama ia berada di Inggris.

Raja Alfonso memerintahkan Pangeran Reinald menunjukkan apa yang telah dipelajarinya dengan membantu para Jenderal menumpas Kirshcaverish di Hutan Naullie.

Pangeran Reinald akan gagal menunjukkan hasil belajarnya selama bertahun-tahun di Inggris bila ia sampai tertangkap Kirshcaverish. Lagipula Pangeran tahu yang harus dilakukannya saat ini adalah membantu Kakyu mengacaukan perhatian Kirshcaverish sambil menanti datangnya pasukan Kerajaan Aqnetta.

Pangeran hanya dapat berharap gadis dapat menjaga dirinya. Walaupun semua orang mengatakan Kakyu seorang pemuda yang tangguh, Pangeran Reinald yang telah mengetahui Kakyu bukan seorang pria, tetap mengkhawatirkannya.

Hingga pasukan tiba, Pangeran Reinald berharap Kakyu memang setangguh yang dikatakan orang-orang.

Sementara Pangeran Reinald mengkhawatirkan Kakyu, Kakyu sendiri tidak mengkhawatirkan dirinya.

Gadis itu percaya ia dapat mengatasi Kirshcaverish bila ia ketahuan mereka. Tetapi melihat keadaan di dalam markas Kirshcaverish yang kacau balau seperti ini, Kakyu yakin tidak seorangpun dari mereka yang akan melihatnya.

Walaupun begitu Kakyu tetap berhati-hati memasuki markas Kirshcaverish lebih dalam.

Kemarin Kakyu telah mengetahui siapa pemimpin Kirshcaverish. Dan sekarang ia akan mencari tempat Bleriot serta memastikan pria itu tidak meninggalkan tempat ini baik sekarang maupun nanti bila pasukan telah tiba.

Kakyu menduga tenda Bleriot adalah tenda terbesar di tempat ini.

Orang-orang yang berlalu lalang di kegelapan malam itu sambil membawa ember berisi air, tidak memperhatikan Kakyu yang mengendap-endap memeriksa tenda-tenda besar satu demi satu.

Seseorang muncul dari sebuah tenda di dekat tempat persembunyian Kakyu dan di samping kanannya berdiri pria yang lain.

“Menurutmu ini hasil pekerjaan siapa?” tanya salah seorang pria itu pada pria yang lain dengan geram.

Kakyu menajamkan inderanya untuk mendengarkan percakapan mereka dengan jelas di antara keributan anggota Kirshcaverish yang lain.

“Kurasa bukan pasukan Kerajaan Aqnetta,” kata pria yang lain, “Selama ini tidak seorangpun pasukan Kerajaan Aqnetta yang berhasil memasuki daerah sekitar tempat ini.”

“Lalu siapakah orang ini, Orleando?”

“Aku tidak tahu, Bleriot,” kata pria yang dipanggil Orleando itu, “Orang ini sangat ahli. Dan ia tahu pasti letak-letak tenda penting kita. Kurasa ia telah memasuki markas kita sebelumnya. Ia telah membakar tenda-tenda penting kita dan yang lebih parah, tenda tempat penyimpanan senjata kita habis terbakar. Siapapun dia, ia pasti bukan pasukan Kerajaan Aqnetta. Mungkin Raja Alfonso yang menyuruh orang ini?”

“Tidak mungkin!” bantah Bleriot, “Selama bertahun-tahun aku bekerja pada Raja Alfonso, aku telah mengenal sifatnya. Raja Alfonso bukan orang yang dengan mudah menyuruh orang lain di luar kerajaannya untuk membantu masalah dalam negerinya.”

“Maksudku, orang ini pasti penduduk Kerajaan Aqnetta yang kemudian oleh Raja disuruh menemukan letak markas kita dan mengacaukan kita.”

“Itu lebih tidak mungkin lagi,” kata Bleriot tajam, “Sebelum aku mengumpulkan kalian di sini, aku telah menyelidiki terlebih dulu siapa saja yang bisa menjadi musuh terkuatku. Dan selain para Jenderal yang sudah tua, aku tidak menemukan orang lain, tidak juga rakyat biasa. Sejak saat itu aku tidak pernah berhenti mencari orang-orang yang dapat menjadi lawan terkuatku dan aku tetap tidak pernah menemukannya.”

“Aku tidak tahu lagi,” kata Orleando, “Aku belum pernah menemukan orang yang sedemikian ahlinya.”

Kakyu melihat Bleriot termenung. Sambil menggelengkan kepalanya, Bleriot berkata, “Tidak. Tidak mungkin dia.”

“Dia siapa, Bleriot?” tanya Orleando tidak mengerti.

Bleriot menepuk bahu Orleando sambil berkata, “Sudah. Lupakan saja. Sekarang kita harus berharap pasukan Kerajaan Aqnetta tidak menyerbu saat ini. Kalau tidak, kita pasti akan hancur.”

“Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?”

“Berharap siapapun pria itu, tidak dapat melewati ranjau-ranjau darat kita,” kata Bleriot geram, “Juga pasukan Kerajaan Aqnetta tidak akan dapat menerobos ranjau-ranjau yang telah kita tanam. Siapapun dia, dia telah mengacaukan rencanaku dan ia akan membayarnya bila aku sampai menangkapnya. Gara-gara dia sekarang kita harus membeli senjata baru lagi. Kita harus segera mengirimkan daftar permintaan kita ke mereka secepatnya.”

Kakyu semakin menyembunyikan dirinya ke tenda ketika kedua pria itu lewat di dekatnya.

Sekarang Kakyu tahu seperti apakah pemimpin Kirshcaverish. Dan ia tidak akan membiarkan pria itu lolos bila pasukan Kerajaan Aqnetta datang nanti. Pria itu harus membayar apa yang dilakukannya pada Kerajaan Aqnetta juga pada keluarga Halberd.

Dalam persembunyiannya, Kakyu tidak melepaskan sedikitpun pandangannya dari Bleriot. Kakyu yakin tak lama lagi pasukan Kerajaan Aqnetta akan tiba.

Perjalanan dari benteng ke markas Kirshcaverish tidak akan memakan waktu lebih dari tiga jam sekalipun mereka berjalan lambat. Tetapi Kakyu tahu Jenderal Decker juga Adna tidak akan membiarkan pasukan Kerajaan Aqnetta berjalan lambat.

Pangeran Reinald telah melaksanakan tugasnya di atas sana dan sekarang Kakyu harus melaksanakan tugasnya sendiri. Mereka tidak boleh tertangkap sampai pasukan Kerajaan Aqnetta tiba.

No comments:

Post a Comment