Monday, March 12, 2007

Anugerah Bidadari-Chapter 13

“YANG MULIA PADUKA RATU ALTAMYRA MENGHILANG!” seru para Menteri kaget.

“Apa yang harus kita lakukan?” tanya Dewey panik. “Uskup Agung telah datang. Beberapa saat lagi ia akan tiba di Katedral Kerasithui.”

Menteri-menteri itu berpandang-pandangan dengan cemas.

“Bagaimana Ratu menghilang?” tanya Rasputin.

“Saya tidak tahu,” jawab Kincaid, “Kemarin malam saya masih berbicara dengannya. Beberapa pelayan juga sempat berbicara dengan Paduka Ratu sebelum Ratu tidur.”

“Apakah ia tidak diculik?” tanya Noah.

“Tidak,” jawab Kincaid, “Sejak hari Minggu saya memperketat penjagaan di Istana khususnya di Kamar Tidur Utama.”

“Kau yakin?”

“Saya sangat yakin.”

“Bagaimana mungkin Ratu bisa menghilang? Apakah kalian telah mencarinya di seluruh Istana? Mungkin saja Paduka Ratu berada di suatu tempat di Istana ini.”

“Mulai pagi tadi kami terus mencari di seluruh pelosok Istana, tetapi hingga kini kami tidak menemukannya.”

“Apakah tidak ada yang melihat kepergian Ratu?”

“Tidak.”

“Apakah mungkin seseorang pergi tanpa meninggalkan jejak?”

Dewey semakin panik. “Bagaimana ini? Beberapa saat lagi Bapa Paus akan tiba di sini.”

“Apakah kita harus menundanya?”

“Tidak,” sahut Dewey, “Kita tidak bisa. Demi permintaan Ratu Altamyra, Bapa Paus telah menyempatkan diri untuk datang. Tidak mungkin kita membatalkannya.”

“Kita tidak bisa membatalkan acara ini,” sambung Toed, “Para undangan sudah tiba dan semuanya telah dipersiapkan dengan matang.”

“Apa yang harus kita lakukan?” tanya Dewey panik.

Ruang di belakang altar Katedral Kerasithui menjadi ramai.

“Jangan khawatir!”

Semua memandang Ludwick yang terengah-engah di ambang pintu.

“Maaf aku terlambat. Aku baru saja berangkat ke sini ketika aku teringat aku harus ke Istana mengambil surat pernyataan Paduka Ratu.”

“Ratu menghilang, Ludwick,” Noah memberitahu dengan panik.

Ludwick terkejut.

“Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita tidak bisa membatalkan rencana ini.”

“Jangan panik, Dewey,” kata Ludwick, “Paduka Ratu telah memintaku menggantikannya dalam acara ini.”

Semua menatap tajam Ludwick. “Kau tahu di mana Ratu berada?”

“Tidak,” jawab Ludwick, “Ratu tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya menyuruhku menggantikannya dalam acara ini. Ketika membacanya, aku pikir Ratu benar. Ia terlalu lemah untuk hadir dalam acara ini tetapi ia tidak bisa membatalkannya. Sedikitpun aku tidak berpikir Ratu akan menghilang.”

“Apa yang harus kita katakan pada Bapa Paus?”

“Menurutku, sebaiknya kita mengatakan Ratu sakit sehingga ia tidak dapat memberikan pernyataan turun tahtanya ini.”

“Turun tahta?” seru semua yang ada di ruang kecil itu terkejut.

“Kalian belum tahu?” tanya Ludwick heran.

“Hanya engkau saja yang tahu?” Mereka balas bertanya.

“Aku pikir Ratu telah memberitahu rencananya ini pada kalian.”

“Apa yang Ratu rencanakan?” tanya mereka tidak sabar.

“Ratu ingin Pangeran Erland menggantikannya memerintah Vandella. Ratu berkata Pangeran Erland lebih pantas daripada dia. Ratu tidak mengetahui Vandella sebaik Pangeran. Pangeran dibesarkan di Vandella sedangkan Ratu di luar negeri. Bagi Ratu, daerah-daerah Vandella sangat asing.”

“Bagaimana Ratu bisa berpikir seperti itu?”

“Membantahnya sekarang tidak ada gunanya lagi,” kata Ludwick sedih, “Aku telah mencoba menghentikan Ratu tetapi ia tetap melanjutkannya. Ia sendiri yang mengirim surat pada Bapa Paus untuk datang ke sini dan menobatkan Pangeran menjadi Raja Vandella. Ratu pula yang menyebarkan undangan pada kerajaan-kerajaan lain dan pada bangsawan-bangsawan Vandella.”

“Aku yakin Ratu tidak memberitahu rencananya ini pada mereka kecuali pada Sri Paus.”

“Ratu suka memberi kejutan,” Ludwick sependapat.

“Bapa Paus telah tiba,” lapor seorang prajurit.

Menteri-menteri itu terlonjak kaget. Mereka cepat-cepat keluar dari pintu belakang untuk menyambut Bapa Paus.

“Saya mewakili Paduka Ratu meminta maaf,” kata Dewey, “Saat ini Ratu sakit sehingga ia tidak dapat menyambut Anda.”

Bapa Paus tersenyum penuh kasih. “Saya mengerti. Semoga Ratumu segera sembuh.”

Dewey mengantar Bapa Paus ke dalam Katedral.

Sebelum Bapa Paus memulai upacara penobatan Erland, Ludwick membacakan surat pernyataan turun tahta Altamyra.

Hari ini dalam kesempatan ini, saya, Altamyra menyatakan diri turun tahta. Untuk selanjutnya, pemerintahan Vandella akan dipegang oleh Pangeran Erland, pria yang saya ketahui akan membawa Vandella ke arah perbaikan yang lebih baik daripada saya, orang asing di Vandella. Dengan segala hormat, saya mengucapkan terima kasih atas dukungan Anda semua selama pemerintahan saya. Saya berharap Anda terus mendukung kerajaan Vandella. Semoga Pangeran Erland dapat membawa Vandella pada kehidupan yang lebih baik.

“Demikian pernyataan Yang Mulia Paduka Ratu Altamyra,” Ludwick mengakhiri.

Suara riuh memenuhi Katedral Kerasithui. Semua orang terkejut mendengar pernyataan itu. Semua orang tidak menyangka.

Kedudukan Altamyra sebagai Ratu Vandella sangat kuat. Rakyat tidak mengharapkan Altamyra turun tahta. Rakyat mendukungnya dan mencintainya.

Rakyat Vandella telah melupakan kenyataan bahwa Altamyra adalah putri Raja yang mereka benci. Mereka hanya tahu Altamyra adalah ratu mereka, bidadari mereka yang cantik dan penuh kasih.

Altamyra adalah ratu yang selalu bersinar di hati rakyat Vandella.

Uskup Agung segera memulai upacara penobatan Erland.

Semua orang terdiam hingga Uskup Agung memasangkan mahkota Kerajaan Vandella yang gemerlapan di kepala Erland.

Sebagai pengganti Altamyra, Ludwick memasangkan jubah kebesaran Raja pada pria itu.

“Mulai saat ini kami, rakyat Vandella mengakui Anda sebagai Raja kami, pemimpin kami,” kata Ludwick.

Semua orang memberi selamat pada Erland. Semua berpikir Erland bahagia karena keinginannya untuk memerintah Vandella telah tercapai.

Tapi tak seorang pun yang tahu perasaan Erland.

Sejak mendengar berita menghilangnya Altamyra, hatinya terus bergolak cemas. Ia bingung atas semua yang terjadi. Ia tidak tahu lagi apa yang direncanakan Altamyra.

Altamyra seperti tidak ingin menunjukkan bahwa ia memberikan tahta pada Erland. Altamyra ingin rakyat tahu Erland mendapatkan tahta Vandella karena perjuangannya. Altamyra tidak ingin membuat pandangan rakyat terhadap Erland turun karena ialah yang memasangkan jubah kebesaran Raja pada pria itu.

Setelah melihat sendiri bagaimana Altamyra berusaha menyelamatkan orang yang telah memanahnya, Erland melihat Altamyra sungguh-sungguh mencintai rakyatnya. Saat itu Erland akhirnya tahu Altamyra berbeda dengan apa yang dibayangkannya.

Keyakinannya itu diperkuat dengan berita yang muncul di koran-koran keesokan harinya.

Semua koran secara besar-besaran menceritakan kehidupan Altamyra sebelum menjadi Ratu Vandella. Mereka menuliskan bagaimana Altamyra menolak pulang ke Vandella walaupun itu demi menjadi Ratu yang membuat hidupnya lebih bahagia daripada hidup penuh kesulitan di desa Marshwillow.

Hannah telah bercerita banyak pada koran-koran bagaimana Altamyra membenci ayahnya hingga ingin melupakan jati dirinya sebagai Putri Kerajaan.

Bila boleh memilih, Altamyra pasti memilih menjadi rakyat biasa. Namun, demi rakyat Vandella yang menderita, gadis itu kembali.

Keinginannya untuk hidup sebagai rakyat biasa sangat kuat. Setelah memperbaiki semuanya, ia memberikan tahta pada orang yang menurutnya pantas. Tetapi, Altamyra tidak menyadari dirinya sendiri pantas memerintah Vandella.

Dengan pendidikannya sebagai anak desa terpencil, Altamyra membuat semua orang kagum padanya. Menteri-menteri telah lama mengagumi Altamyra dan mereka terus mengagumi gadis itu hingga kini.

Kekaguman dunia pada Altamyra yang pandai sangat besar. Semua tidak percaya Altamyra dibesarkan di desa kecil tetapi Hannah, sang pelayan membuat mereka percaya. Hannah adalah saksi kehidupan Altamyra yang penuh kesusahan di masa lalu.

Altamyra menghilang seperti angin tetapi semua orang tetap mengenangnya. Dunia mengenangnya sebagai Ratu muda yang sangat cantik. Rakyat Vandella mengenang Altamyra sebagai bidadari cantik yang memberikan banyak anugerah kepada mereka.

Bidadari itu akan terus tersimpan di dalam hati rakyat.

Kepergian Altamyra yang tanpa jejak membuat rakyat berpikir gadis itu benar-benar seorang bidadari. Setelah menyelesaikan tugasnya, ia kembali ke tempatnya. Ia meninggalkan Hannah di tempat kelahiran wanita itu.

Erland tidak mau mempercayai semua itu. Ia yakin Altamyra masih ada di dunia ini di suatu tempat. Entah di mana pun itu. Gadis itu masih ada.

Mengingat kondisinya yang sangat lemah, Erland yakin gadis itu tidak jauh.

Siang hari seusai penobatannya, seorang pelayan mengantarkan surat padanya.

“Ada surat untuk Anda, Paduka.”

Erland membukanya tanpa banyak berbicara.

Saya mengucapkan selamat atas penobatan Anda, Pangeran. Saya percaya Anda akan menjadi Raja yang baik bagi Kerajaan ini.

Altamyra

“Altamyra!” kata Erland terkejut. “Di mana dia?”

“Hamba tidak tahu, Pangeran.”

“Surat ini,” Erland mengibaskan surat di tangannya, “Bagaimana surat ini bisa sampai padamu? Altamyra yang memberikannya padamu?”

“Benar, Paduka Ratu yang memberikan surat itu pada saya.”

“Engkau orang terakhir yang melihat Altamyra,” kata Erland, “Engkau pasti tahu ke mana dia pergi!”

“Tidak, Paduka. Paduka Ratu Altamyra memanggil saya beberapa saat sebelum para pelayan datang. Beliau meminta saya menyerahkan surat ini pada Anda setelah Anda pulang dari Katedral Kerasithui.”

Erland sedih. Satu-satunya orang yang dikiranya dapat menjadi petunjuk di mana Altamyra berada, ternyata bukan orang terakhir yang melihat Altamyra. Orang terakhir yang melihat Altamyra adalah pelayan-pelayan gadis itu.

Hingga hari ini mereka mengatakan mereka terus berada di sisi Altamyra hingga gadis itu tertidur. Setelah itu tidak ada lagi yang melihat Altamyra.

Kemunculan Altamyra mengejutkan Vandella. Kepergiannya pun mengejutkan. Semasa ia memerintah, ia juga membuat banyak kejutan. Altamyra adalah gadis yang senang memberi kejutan.

Cara Altamyra masuk ke dalam kehidupan Erland mengejutkan. Caranya keluar dari kehidupan Erland juga mengejutkan.

Semakin mengingat keadaannya yang lemah, semakin ingin Erland menemukan Altamyra.

Erland yakin Altamyra belum jauh dari Istana Azzereath. Ia telah memerintahkan seluruh pelosok Perenolde diperiksa. Tetapi, hasilnya nihil.

Tidak seorang pun melihat Altamyra.

Pernah suatu kali Erland memergoki Briat menolak seorang tamu.

“Mengapa engkau menolaknya, Briat?” tanya Erland murka, “Engkau tidak berhak melakukan itu. Akulah yang memutuskan akan menerimanya atau tidak.”

“Maafkan saya, Paduka,” kata Briat, “Yang Mulia Paduka Ratu Altamyra memberi saya wewenang untuk menolak segala bentuk lamaran terhadapnya.”

Erland terkejut.

“Seminggu setelah Ratu memerintah, banyak surat lamaran yang datang. Banyak juga utusan yang datang hendak melamar Paduka Ratu, tetapi Paduka Ratu menolak semuanya. Paduka Ratu berkata, ia tidak bisa menikah dengan siapapun sebelum rakyat Vandella makmur. Beliau meminta saya mengatakan itu pada mereka sebagai jawabannya.”

Erland semakin ingin menemukan Altamyra. Erland tidak ingin pria lain mendapatkan Altamyra. Ia tidak dapat hidup bila tahu ia tidak dapat memiliki gadis itu.

Sekarang Erland merasa menyesal. Andai dulu ia tidak segera memutuskan untuk menyambut serangan pasukan kerajaan, sekarang Altamyra adalah istrinya yang resmi baik secara hukum maupun agama.

Altamyra salah bila mengatakan pernikahan mereka tetap tidak resmi secara hukum bila mereka telah menandatangani surat pernikahan. Hukum tahu siapa yang dinikahi Erland. Semua orang tahu. Tidak akan ada yang peduli nama apa yang tertera di surat pernikahan mereka. Mereka adalah suami istri!

Bila saat itu Erland tidak memutuskan untuk menikahi Altamyra secara diam-diam, kini semua orang di Lasdorf juga di luar Lasdorf tahu Altamyra adalah istrinya. Dan, tak seorang pun berusaha mendapatkan gadis itu.

Sekarang gadis itu berada di tempat yang jauh darinya. Erland tidak bisa menjaga Altamyra dari pria lain yang berusaha merebutnya. Erland tidak dapat terus berada di sisi Altamyra.

Akhirnya Fred tersenyum puas melihat kegalauan hati Erland.

“Aku telah berulang kali memperingatimu tetapi engkau tidak mau mendengarkan. Engkau memilih membunuh Ratu daripada mengakui engkau masih mencintainya,” kata Fred pada suatu saat.

Erland benar-benar mati kutu sekarang. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Hidupnya seperti neraka karena kepergian Altamyra. Ia tidak bisa melupakan Altamyra. Ia tidak akan pernah bisa melupakan setan ciliknya yang cantik itu.

Seluruh yang ada di dalam Istana ini membuatnya kembali teringat pada Altamyra.

Di Kamar Tidur Utama yang kini menjadi tempat tidurnya, selalu tercium wangi Altamyra. Wangi yang sama yang tercium di kamarnya setelah Altamyra kembali pada pasukannya.

Setiap Erland berbaring di ranjang, ia selalu mencium wangi Altamyra dan merindukan Altamyra.

Erland tidak tahu mengapa Altamyra tega meninggalkannya dengan cara seperti ini. Mengapa Altamyra tega membuat seluruh rakyat yang dicintainya mengkhawatirkannya.

Hingga dua bulan kepergiannya, semua orang masih mengingatnya.

Sering Erland mendengar pelayan-pelayan berkata, “Aku merasa Istana sangat sepi. Andai Paduka Ratu ada di sini…”

Erland pun mengharapkan Altamyra ada di sisinya.

Sekarang Erland benar-benar menyesal. Ketika Altamyra terbaring lemah di kamarnya, ia tidak pernah mengunjungi gadis itu. Ia bersikap acuh ketika gadis itu jatuh pingsan di Ruang Tahta dengan berlumuran darah. Ia diam saja ketika Altamyra tampak sangat menderita karena panah yang menancap di dadanya.

Andai ia mau membuang kemurkaannya… keangkuhannya…

Terlambat sudah untuk menyadari. Erland merasa benar-benar bodoh. Ia terlalu marah hingga buta akan segalanya. Ia marah karena telah jatuh cinta pada putri orang yang telah membunuh orang tuanya. Ia marah karena Altamyra telah menipunya.

Melihat pencarian selama dua bulan tidak menghasilkan apa-apa, Hannah meminta dikirim ke desa Marshwillow. Hannah yakin Altamyra kembali ke desa itu. Ia masih ingat kata-kata Altamyra sebelum meninggalkan desa itu.

“Aku akan kembali ke tempat ini suatu saat nanti. Aku tidak akan meninggalkan Mama terlalu lama.”

Hannah percaya Altamyra kembali ke desa Marshwillow untuk menemani Ratu Reinny yang dimakamkan di sana.

Erland mengijinkan wanita itu pergi bersama beberapa pelayan. Ia berharap Hannah menemukan Altamyra di sana.

Sebulan setelah kepergiannya, Hannah kembali dengan lesu.

Altamyra tidak ada di desa Marshwillow. Penduduk desa berkata setelah mereka pergi dengan kereta emas tujuh bulan lalu, Altamyra tidak pernah kembali. Bahkan, mereka bertanya bagaimana keadaan gadis itu.

Hilang sudah satu kemungkinan.

Erland tidak tahu lagi di mana Altamyra berada.

Andai ia berada di Castil Quarlt'arth untuk menemani rakyatnya, pelayan di sana pasti telah melaporkan. Andai ia tinggal di antara rakyat, pasti terdengar beritanya.

Altamyra adalah gadis yang menarik dan selalu bersinar terang. Ia adalah bintang di antara lautan manusia. Di mana pun ia berada, ia pasti akan membawa anugerahnya yang mengejutkan.

Vandella sangat luas. Vandella mempunyai banyak kota dan desa. Banyak tempat yang harus didatangi untuk menemukan Altamyra.

Berkat Altamyra, Vandella mengalami banyak kemajuan. Pemerintahan Erland terasa lebih tenang daripada pemerintahan Altamyra. Perubahan-perubahan yang harus dilakukan, telah diselesaikan Altamyra hanya dalam satu bulan pemerintahannya.

Sekarang Erland tidak sesibuk Altamyra. Setiap hari ia hanya duduk menanti laporan dari seluruh pejabat Vandella.

Altamyra telah mengatur semuanya serapi mungkin hingga tidak ada yang harus diperbaiki Erland.

“Ratu sangat pandai. Semua yang dilakukannya tidak ada yang salah. Sedikitpun tidak ada kesalahan. Tidak ada tindakannya yang perlu diperbaiki. Semuanya sempurna,” kata Ludwick padanya.

Erland sependapat dengan Ludwick.

Altamyra meninggalkan berkas-berkas perubahan yang dilakukan selama sebulan. Erland tidak perlu bertanya pada orang lain mengenai sebulan pemerintahan gadis itu. Altamyra menuliskan semuanya dengan rapi dan jelas.

Tidak ada yang kurang pada semua tindakan Altamyra. Semuanya rapi dan sempurna.

“Kepergiannya pun sempurna,” gumam Erland pada suatu saat.

Erland merasa putus asa untuk menemukan Altamyra. Semua daerah di kerajaan ini telah diperiksa tetapi Altamyra tidak ada di antara mereka.

Erland khawatir Altamyra pergi ke luar negeri bersama pria lain. Erland tidak dapat membayangkan kemungkinan terburuk yang ditakutinya itu. Kemungkinan terburuk lainnya yang pernah terlintas di pikiran Erland adalah Altamyra meninggal setelah meninggalkan Istana.

Dengan tubuh yang sangat lemah seperti itu dan dengan luka di paru-paru, bagaimana Altamyra dapat bertahan di udara yang buruk ini.

Pergantian musim panas ke musim gugur di Vandella bukanlah cuaca yang bersahabat. Di saat terang, hujan bisa tiba-tiba turun dengan deras. Udara siang hari sangat menyengat dan udara malam dingin membekukan tulang.

Di manapun Altamyra berada, Erland yakin gadis itu tahu bagaimana kegalauan rakyat Vandella. Bagaimana rakyat Vandella merindukan bidadari mereka yang penuh cinta kasih.

“Akhirnya kita sampai juga,” kata Fred lega, “Enam bulan meninggalkan tempat ini, rasanya seperti meninggalkannya selama setahun.”

Erland tidak berkata apa-apa.

Tujuh bulan telah berlalu sejak kepergian Altamyra yang mengejutkan. Belum pernah Erland merasakan tujuh bulan berlalu selama ini. Satu hari terasa bagai neraka yang menyiksanya. Ia selalu merasakan Altamyra berada di sekitarnya tetapi gadis itu tidak ada. Hanya wangi tubuhnya yang terus tercium di seluruh pelosok Istana Azzereath terutama di Kamar Tidur Utama.

“Selamat datang, Paduka,” sambut rakyat Lasdorf.

“Anda pergi baru tujuh bulan tetapi terasa bertahun-tahun bagi kami,” kata Jemmy, “Kami turut senang akhirnya Anda berhasil mendapatkan apa yang Anda inginkan.”

“Terima kasih,” kata Erland tetapi hatinya berteriak, “Aku belum mendapatkan apa yang kuinginkan. Aku kehilangan dia.”

“Tempat ini telah banyak berubah dari yang kuingat,” kata Fred.

“Tentu saja,” sahut Kana, “Sejak engkau menemani Pangeran ke Istana Azzereath, engkau tidak pernah kembali walaupun untuk menengok kami. Sekarang engkau menjadi sombong. Karena tinggal di Istana yang mewah, engkau tidak mau kembali ke tempat yang terpencil ini.”

“Aku juga ingin kembali sejak dulu tetapi aku harus menemani Pangeran,” jawab Fred, “Banyak yang harus diselesaikan sebelum kami bisa ke sini.”

“Bukankah semua telah diselesaikan Yang Mulia Paduka Ratu Altamyra?” tanya Kana keheranan.

“Engkau benar, Kana,” jawab Erland, “Tetapi aku masih mempunyai banyak tugas.”

“Tugas seorang raja selalu menumpuk,” Fred menjelaskan.

“Bagaimana keadaan kalian? Aku melihat kehidupan kalian semakin membaik. Aku sudah melihat pondok-pondok kayu di sekitar rumahku.”

“Kehidupan kami terus membaik sejak Rara memberi kami mesin pintal dan sejak Yang Mulia Paduka Ratu Altamyra memperbaiki kerajaan ini,” jawab Jemmy.

Erland tersenyum.

Penduduk Lasdorf yang dulu paling membenci Raja Wolve, masih mengingat putri serigala itu. Bahkan, mereka selalu menyebutnya dengan gelarnya yang lengkap, Yang Mulia Paduka Ratu. Pasti mereka akan semakin menyanjung Altamyra bila mereka tahu Yang Mulia Paduka Ratu mereka adalah Rara dan Rara adalah Yang Mulia Paduka Ratu mereka.

“Sejak Anda meninggalkan kami, telah banyak perubahan yang terjadi di sini.”

“Aku telah melihatnya, Giorgio. Aku senang kehidupan kalian menjadi lebih baik.”

Pohon-pohon mulai menghijau. Dedaunan mulai terbangun dari tidurnya yang panjang selama musim dingin. Beberapa tetes salju yang belum mencair di awal musim semi, tampak bersinar tertimpa sinar matahari.

Udara yang sejuk mengelilingi tempat ini. Kabut putih tipis menyelimuti hutan tetapi tidak menghalangi tiap orang untuk melihat apa yang tersembunyi di balik kabut itu.

Erland melihat tenda-tenda lapuk yang dulu mengelilingi rumah peninggalan orang tuanya telah berkurang. Sebagai gantinya, telah muncul pondok-pondok kayu kecil. Asap dari pondok itu terus membumbung tinggi ke angkasa.

Erland merindukan saat-saat bersama Altamyra di tempat ini. Walau mereka sering bertengkar, Erland menyukai dan sangat menikmatinya.

Tiba-tiba Erland bertanya, “Mengapa kalian tidak turun gunung? Dulu kalian tinggal di sini untuk menghindari kekejaman Raja Wolve. Sekarang Vandella telah membaik. Mengapa kalian tetap mengucilkan diri di sini?”

“Banyak di antara kami yang tinggal di sini selama bertahun-tahun bersama orang tua Anda. Banyak di antara kami yang lahir dan dibesarkan di tempat ini. Bagi kami, tempat ini adalah tanah air kami. Di sini tersimpan kenangan kami.”

Di sini tersimpan pula kenangan Erland bersama Altamyra.

“Apakah rumahku juga berubah?” tanya Erland.

Erland memasuki rumah yang telah lama ditinggalkannya.

“Sudah kukatakan hanya aku yang bisa melakukannya. Mengapa kalian tidak percaya?”

Erland terpaku mendengar suara itu. Suara itu…

“Biar aku yang mengerjakannya.”

Erland berlari ke belakang rumahnya.

Seorang gadis duduk di kursi. Tubuhnya terbalut gaun nila yang tebal. Selimut yang tebal menutupi kakinya. Ujung-ujung selimut seperti berlomba dengan ujung gaunnya. Rambutnya yang keemasan menutupi wajahnya yang menunduk pada sulaman di tangannya.

Tangannya dengan terampil menyulam. Beberapa gadis duduk di sekelilingnya dan memperhatikannya dengan cermat.

Seperti menyadari sedang diperhatikan, gadis itu mengangkat kepalanya. Ia tidak tampak terkejut melihat Erland dan rombongannya. Dengan senyum manis, ia berkata, “Selamat siang.”

“YANG MULIA PADUKA RATU ALTAMYRA!!!” pekik Ludwick terkejut.

No comments:

Post a Comment