Friday, October 10, 2014

Di balik "Runtuhnya Gunung Es"

Akhirnya saya selesai mengedit "Runtuhnya Gunung Es". Sebenarnya saya bisa mengedit novel ini lebih cepat. Akan tetapi, dikarenakan novel ini merupakan karya saya yang pertama, saya menghabiskan banyak waktu untuk membaca dan bernostalgia. Ah... nostalgia.... ^_^

Oh, mungkin tidak semua pembaca menyadari error di layout blog post dikarenakan layout baru ini. Error utama yang benar-benar menganggu saya adalah tampilan post di halaman utama atau sub-page per label. Sebelumnya saya meng-edit HTML tiap post sehingga hanya sebagian dari post ditampilkan di halaman utama/label page. Tujuan saya adalah untuk membuat halaman utama/label page tampak rapi dan singkat. Sayangnya, layout baru ini membuat format edit saya rusak. Dampaknya, saya harus mengedit post-post lama dan menggunakan "Insert jump break" untuk mencapai tujuan saya. Pada waktu yang bersamaan, saya juga menambahkan link ke chapter berikutnya.


Kembali ke topik utama post ini. Saya tidak terlalu ingat kapan saya mulai menulis "Runtuhnya Gunung Es". Saya hanya ingat saya menyelesaikan cerita ini di masa SMP. Saya tidak terlalu ingat pula dari mana ide cerita ini berasal.

Ketika membaca cerita ini, saya merasa malu sendiri. Pertama-tama beberapa nama karakter yang saya gunakan terlalu umum. Untuk pembaca ketahui, biasanya saya menghabiskan waktu seharian memikirkan nama karakter, kota atau negara yang saya gunakan. Kadang kala nama itu berasal dari RPG game atau dari karangan saya sendiri. (Pantas saja beberapa nama terdengar aneh. =) ) Yang paling membuat saya merasa malu adalah lemahnya jalur cerita. Rahasia apa tuh yang disimpan Angella? Itu bukan rahasia yang benar-benar menggemparkan dunia. Bagaimana pula tiba-tiba ada cinta di antara Angella dan Vladimer? Masih ada banyak pertanyaan yang saya tanyakan sendiri pada diri saya. Saya tidak akan menyebutnya satu per satu. Saya tidak ingin menghancurkan antisipasi para pembaca yang belum membaca karya tersebut. Untuk para pembaca yang telah membaca "Runtuhnya Gunung Es": terima kasih. Saya senang masih pembaca bersedia membaca karya ini. Saya tidak akan pernah menghapus cerita ini dari blog ini karena ini merupakan karya pertama saya - karya yang penuh kenangan.

Ketika mengedit Aileen sebelum mem-post di blog ini, saya merasa level karya terbaru saya dan karya pertama saya sangat beda jauh. Harus saya akui sendiri saya semakin mahir dalam memperkuat jalur cerita karya saya (GR nih... tapi para pembaca setuju 'kan?) ^.^ Setelah dormant selama beberapa tahun, saya harap saya masih bisa menulis karya yang menarik. Saya akan membagi rahasia karya yang sedang saya kerjakan bila waktu yang tepat telah tiba ;)

Besok saya berniat mempost Aileen chapter 5. Terima kasih para pembaca yang telah dengan setia mengikuti karya-karya saya. Saya janji besok saya pasti mem-post kelanjutan Aileen.

Cheers,
Sherls

2 comments:

  1. Fighting min,
    kalo boleh tau bagi profil nya dunk,hehehe

    ReplyDelete
  2. Maaf. Pengarang masih tidak mempunyai cukup kepercayaan diri untuk membagi profil =)
    Saat ini saya hanya ingin pembaca focus pada karya saya.
    Terima kasih atas pengertian para pembaca. m(_._)m

    ReplyDelete